Selasa, 10 Mei 2016

pengolahan bahan baku organik



PENGOLAHAN BAHAN BAKU ANORGANIK
(INDUSTRI KHLOR-ALKALI )

            Industri klor-alkali seperti pembuatan soda abu, soda kaustik dan klor merupakan salah satu industri kimia dasar yang penting. Bahan – bahan ini hampir setingkat dengan asam sulfat dan amonia. Peranannya sangat penting, sehingga dapat dikatakan tidak ada barang konsumsi yang diperjualbelikan yang tidak bergantung pada klor dan alakli pada salah satu tahap pembuatannya. Ketiga produk ini hampir seluruhnya dijual ke industri dan digunakan untuk pembuatan sabun, deterjen, serat dan plastik, kaca, petrokimia, pulp dan kertas, pupuk, bahan peledak, pelarut dan berbagai bahan kimia lainnya. Soda abu, soda kaustik dan klor merupakan zat kimia yang sangat penting dalam perindustrian dan kehidupan sehari-hari. Maka sebagai mahasiswa teknik kimia perlu mempelajari dan mengulas tentang proses pembuatannya. Agar dapat diaplikasikan di dunia industri nantinya.

6.1. Industri Soda Kaustik
1. Pengertian Soda kaustik
Dalam sebuah industri,  industri kimia kaustik soda atau NaOH memiliki peranan yang sangat penting dalam proses produksi. Dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen dan sebagai pembersih drain, bahan ini (kaustik soda) berguna sebagai penetralisir sifat keasaman yang di akibatkan dalam pemakaian DDBS. Oleh karenanya menjadikan kaustik soda sebagai bahan yang memiliki peranan sangat penting dalam industri. Oleh karena itu, kami akan menjabarkan beberapa kegunaan kaustik soda (NaOH) dalam suatu proses industri.
Kostik soda juga di kenal dengan NaOH. Kostik merupakan basa kuat, natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Natrium hidroksida merupakan nama lain dari caustic soda, coustic soda biasa diproduksi secara komersial melalui dua metode dasar yaitu sel elektrolisis dan proses kimia. Kebanyakan produk soda kaustik dihasilkan dari sel elektrolitik. Ada tiga jenis sel elektrolisis yaitu diafragma, merkuri, dan membran . Bahan baku proses pembuatan caustic soda adalah garam, air, dan listrik.
Caustic soda memiliki rumus kimia yaitu NaOH yang bersifat basa, tidak berbau dan tidak berwarna . soda caustic merupakan bahan kimia yang sangat korosif dan reaktif. larutan soda caustic mudah bereaksi dengan logam seperti aluminium, magnesium, seng, timah, kromium, perunggu, kuningan, tembaga, dan paduan mengandung logam.
   Beberapa industri yang menggunakan coustic soda antara lain yaitu pabrik sabun, detergen pulp dan kertas, soda juga digunakan dalam alumina seperti  industri minyak dan gas serta tekstil.
Kaustic soda adalah bahan kimia komoditas penting bagi industri pulp dan kertas. Pokok menggunakan dalam industri pulp dan kertas termasuk memasak / pengolahan pulp Kraft, ekstraksi lignin selama urutan pemutihan pulp, dan pembuatan on-situs natrium hipoklorit. Prosedur pemutihan pulp umum melibatkan urutan pemutihan selama kotoran dan materi berwarna pulp adalah teroksidasi dan diubah ke bentuk alkali larut, dan urutan ekstraksi selama kotoran dihapus. Tahap Ekstraksi pada pulp hampir selalu digunakan soda kaustik sebagai bahan baku ekstraksinya.

2. Sifat fisik dan kimia dari Produk Natrium hidroksida
 a. Sifat fisik Natrium hidroksida (NaOH)
- berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun   
   larutan jenuh 50%.
- bersifat lembab cair
- secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas.
- sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan.
- larut dalam etanol dan metanol
- tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya
- Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan
  kertas.
- Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur.
- Titik leleh 318 °C
- titik didih 1390 °C.
- NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air
- densitas NaOH adalah 2,1
- Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida

b. Sifat kimia Natrium hidroksida (NaOH)
Dengan larutan natrium hidroksida, (HCl)asam klorida dinetralkan dimana akan terbentuk garam dan air
              NaOH + HCl                           NaCl + H2O

6.2. Industri Khlor
1. Pengertian Khlor
Pada awalnya klor ditemukan pada tahun 1774 oleh Scheele, yang awalnya disangka oksigen. Tetapi diberi nama Klor pada tahun 1810 oleh Davy yang bersikeras bahwa zat ini adalah sebuah unsur. Saat di temukan Klor bersenyawa terutama dengan natrium sebagai garam (NaCl), karnalit dan silfit.
Sifat Klor sendiri yaitu termasuk unsur halogen (pembentuk garam) dan diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis. Merupakan gas berwarna kuning kehijauan.
Yang akan kita bahas disini yaitu pembelajaran tentang Industri klor dan alkali. Dapat membantu kita dalam proses pemahaman tentang proses-proses di industri klor dan alkali. Mungkin bagi para teman-teman dari kimia murni atau dari teknik kimia sudah tak asing lagi dengan yang nama nya industri klor alkali ini, proses klor alkali adalah proses elektrolisa garam(NaCl) menjadi gas klorin(Cl2), gas hidrogen(H2) dan NaOH. (itu kalau produknya dipisahkan). Kalau produknya dicampur saja maka akan menghasilkan sodium hypochloride atau sodium chlorate.

2. Sifat fisik dan kimia dari Produk Khlor
Klor dalam bahasa yunani adalah: Chloros, (“hijau pucat"), adalah unsur kimia dengan simbol Cl . Dalam tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen atau grup 17 .Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia.  Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.
Unsur-unsur halogen dapat diidentifikasi melalui warna dan sifatnya. Misalnya Cl : berupa gas warna kuning kehijauan pada suhu kamar, nonpolar, kelarutan dalam air kecil dan larut dalam pelarut non polar seperti heksana.
Pemutih Klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaClO). Ion ClO- merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO- berbeda dengan Cl- sebab asam hipoklorit. HClO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang cukup kuat, sedangkan Cl- mempunyai sifat netral dan merupakan basa konjugat dari HCl kuat.  Gambar diagram balok aliran proses untuk industri Khlor- alkhali dapat dilihat di bawah :













                                               Mud
                                                                                                                                                                      disposal                                                                 
        
                                                                                                            








  

\




                                                                                      Return                                                 to Market
                                                                                                                                  
     Salt                                                        50%NaOH     
                                                    

Gambar 6.1 Diagram balok aliran proses industri Khlor - Alkhali


6.3.  Proses Pembuatan Soda Kaustik dan Klor
Produksi soda kaustik dengan cara elektrolitik sudah dikenal pada abad ke delapan belas, tetapi barulah pada tahun 1890 soda kaustik diproduksi dengan cara lain. Sampai beberapa tahun sebelum perang dunia I, kuantitas soda kaustik yang dihasilkan sebagai koproduk klordari proses elektrolitik sudah boleh dikatakan dapat diabaikan bila dibanding dengan yang dibuat dari soda abu dengan kaustisasi gamping. Bahan yang digunakan dalam proses ini Natrium klorida (NaCl), Natrium karbonat (Na2CO3), air dan bahan baku samping seperti Asam Sulfat (H2SO4), Mercury (Hg), Hidrogen (H2).
Bahan –bahan di atas dapat di diolah dan diproses dalam beberapa cara :

1. Diafragma sel
Menggunakan teknologi sel diafragma, klorin, soda kaustik dan hidrogen diproduksi secara bersamaan. air garam jenuh memasuki kompartemen anoda dari sel, di mana gas klor dibebaskan. Fungsi diafragma adalah memisahkan air garam dari larutan kaustik (sel yang disebut effluent) pada sisi katoda, yang juga di mana gas hidrogen dilepaskan.

2. Merkuri sel
Menggunakan larutan NaCl jenuh dengan garam padat, yang terlarut 70% kaustik langsung

3. Membran sel
Teknologi sel Membran merupakan perkembangan yang relatif baru. Ini berbeda dari teknologi diafragma sel dalam bahwa solusi sekitar elektroda masing-masing dipisahkan oleh sebuah membran daripada diafragma. Membran ini sangat selektif dan terutama memungkinkan migrasi ion natrium dari ruang anoda ke ruang katoda. Air garam jenuh memasuki kompartemen anoda sel dimana gas klor dibebaskan. Karena ion natrium hanya dapat melewati membran ke katoda (air garam tidak dapat melewati membran), soda kaustik (sel limbah cair) mengandung natrium klorida substansial kurang. kemampuan garam penghapusan Tidak diperlukan seperti pada proses diafragma sel. Klorin dan hidrogen yang dihasilkan dalam proses membran sel elektrokimia meninggalkan pada tekanan sedikit lebih tinggi daripada tekanan atmosfer. Setelah pendinginan pada penukar panas, gas dapat mengalami proses tambahan dalam bentuk likuifaksi klorin, produksi atau produksi asam klorida hipoklorit.


Proses elektrolitik dari produksi chlorine-caustic soda:
Umpan berupa garam NaCl bersama air dimasukkan ke dalam tangki pencampur (brine Purifier) untuk mendapatkan larutan garam, sehingga terjadi reaksi :
                 
NaCl  + H2O                   NaOH   + ½ H2  + ½ Cl2
          
Dan pada bagian atas brine purifier ditambahkan Na2CO3 sehingga terjadi endapan, kemudian endapan di dasar tangki  akan langsung dikeluarkan  pada bagian bawah tangki yang berupa kadar Ca,Mg, dan Fe, sedangkan sisanya keluar dari bagian atasnya menuju ke filter. Endapan yang mungkin masih tersisa disaring dengan filter, dan diteruskan pada proses pemanasan dengan steam sebelum menuju diaphragma sel, kemudian hasil dari penyaringan tadi diteruskan  langsung menuju diaphragma sel dimana pada proses ini menggunakan anoda dan katoda yang dialiri arus DC (direct current / arus bolak balik) sebagai sumber energi, reaksi utama yang terjadi yaitu :

Notasi sel :   Cl2, C      NaCl                                NaOH   Fe, H2
                                 + anoda                               - katoda
 Reaksi sel :

 Anoda          :  Cl-  -  e                        ½ Cl2
 Katoda         :  Na+  + H2O   + e                    Na+  + OH -   + ½ H2
 Keseluruhan :  NaCl + H2O                    NaOH  +  ½ H2 + ½ Cl2

Hasil samping dari proses diaphragma sel berupa gas Cl2 dan gas H2 keluar dari bagian atas diaphragma sel. Kemudian gas Cl2 akan diproses lebih lanjut sedangkan NaOH yang keluar dari diaphragma sel dimasukkan menuju evaporator untuk di pekatkan menjadi 50% NaOH, NaOH di evaporasi menggunakan steam sehingga akan menghasilkan 50% NaOH.
Pada proses evaporator, Larutan sisa yang tidak terbentuk menjadi 50% NaOH, diolah kembali untuk mendapatkan produk 70% NaOH, dimana berlanjut pada proses centrifugasi  dengan penambahan sisa garam, kemudian di aduk pada tangki salurator sambil di murnikan dengan proses penyaringan (filter) , setelah larutan murni, diletakkan pada tangki konsentrasi (consentrat head feed tank) untuk mengatur kestabilan konsentrasi pada larutan, setelah itu diteruskan menuju  mercury sel, dengan terjadi penambahan Hg, dimana pada proses ini terjadi reaksi :

Notasi sel       Cl2, C    NaCl aq                           Na    NaHg
                        +Anoda                                        - katoda
Reaksi sel
Anoda          :    Cl - e                    ½ Cl2
Katoda         :    Na+  +  e                    Na
                          Na +  Hg                  NaHg
Sisa               :   NaHg   + H2O                     NaOH    + ½ H2  + Hg
Keseluruhan :    NaCl  + H2O                          NaOH + ½ H2  + ½ Cl

            Setelah terjadi reaksi mercury sel menghasilkan gas samping yang berupa gas Clyang nanti akan diteruskan pada pembentukkan Cl2 liquid. Dan senyawa NaHg yang akan diteruskan pada denuding tower (menara penguraian) dimana terjadi pelepasan Hydrogen dan penambahan air, yang akan diolah dengan reaksi yang terbentuk :
                        NaHg   +   H2O                            NaOH   +  H2  + Hg

Pada reaksi ini terjadi pembentukkan NaOH kembali, lalu dilakukan penyaringan dengan menggunakan filter press dimana akan terbentuk produk 70% NaOH.
            Pada proses hasil samping yang berupa Clgas ( dari diaphagma sel dan mercury sel)  dimanfaatkan untuk membentuk Cl2 Liquid dengan bantuan air yang kemudian dilanjutkan pada tempat tangki pengeringan, dimana disini terjadi penambahan H2SO4 sebagai penyerap air berlebih pada proses pengeringan, setelah Cl2 kering, dibasahkan kembali dengan penambahan air dan kemudian di kompres dengan kompresor dengan suhu -30 C, dimana akan didapat produk Cl2 yang berupa cairan (liquid) yang dapat dimanfaatkan. 

Produk yang dihasilkan dari industri khlor–alkali  adalah gas khlor ( Cl2 ) dan soda kostik ( NaOH ) secra bersama-sama, sebagai hasil dari penguaraian larutan garam NaCl secara elektrolisa.
            Permintaan akan soda kostik tumbuh secara scepat pada Negara yang industrinya sedang berkembang . Sedangkan perkembangan industri soda kostik secara keseluruhan ditentukan oleh jumlah perimbangan produksi kedua bahan tersebut . karena gas khlor sangat berbahaya apabila dibuang begitu saja, sehingga harus direncanakan dengan baik masalah pemasaran kedua bahan tersebut.

Reaksi keseluruhan pembuatan soda kostik dan khlor :

            NaCl   +   H2O                         NaOH  + ½ H2   +  ½ Cl2     Δ H = 53,4 kkal

Sebagai data tambahan           :
            Dasar produksi            : 1 ton gas Cl2  , maka
            NaCl                            : 1,3 ton
            NaOh, 98%                 : 1,15 ton
            H2                                : 26 kg = 283 Nm3

6.4. Elektrolisa larutan NaCl
            Proses elektrolisa mempergunakan air laut sebagai bahan bakunya . dalam proses elektrolisa tersebut khlorida diproduksi di anoda  dan di katoda harus dipisahkan agar tidak bercampur  kembali. Maka salah satu usaha adalah membuat suatu sel elektrolisa yang mempu memisahkan bahan – bahan yang dimaksudkan  di atas yang dikenal dengan  sel diafragma .
            Energi yang dipakai pada proses sel elektrolisa air laut adalah hasil dari aliran arus dan potensil dari sel . Secara teoritis tegangan  yang dibutuhkan untuk proses elektrolisa dapat diturunkan dari persamaan Gibbs-Helmholtz, dimana digambarkan hubungan  antara energi listrik dan energi panas reaksi pada suatu sistim.

            E  =  ( - J  Δ H/ nF )   +   ( T dE/dT )

            Dimana E        :tegangan dekomposisi
            Δ H                  :perubahan entalpi
            J                       : ekivalensi listrik
            T                      : temperature absolute
            F                      ; konstanta Faraday

            Panas reaksi untuk elektrolisa garam dapat ditentukan dari panas pembentukan  kompone-komponen dari reaksi keseluruhan atau dari harga  negatife perubahan panas dalam sistim.
Reaksi keseluruhan     :

            NaCl( aq)    +    H2O  ( C )                       NaOH ( aq )   +   ½  H2  ( g ) 

Reaksi ini dapat dipecah menjadi beberapa reaksi pembentukan , sebagai berikut    :

            Na(p)   +   ½ Cl2 ( g )                              NaCl ( aq )        Δ H = -97,1 kkal

            H2 ( g )  +  ½ O2 ( g )                               H2O ( c )            Δ H = -68,4 kkal
           
            Na ( p )  +  ½ O2 ( g )  + ½  H2 ( g )                NaOH ( aq )    Δ H = -112,1 kkal

            Didapatkan harga H untuk keseluruhan reaksi  = 53,4 kkal jika H dimasuukan  ke dalam persamaan Gibbs –Helmholtz dan perubahan tegangan yang diakibatkan  oleh perubahan temperatur yang diabaikan, maka harga E setelah dihitung = 2,31 volt



Electrolisa menggunakan Sel Diafragma
            Diafragma yang dipergunakan adalah  jenis bahan yang mempunyai yang mempunyai sifat permeabilitas dan diletakkan diantara anoda dan katoda. Sekat tersebut akan menghalangi difusi dari produk.
            Arus DC dialirkan melalui sel agar supaya elektrolisa tercapai dan arahnya dari anoda  ke katoda yang berlawanan arah dengan aliran electron.

                                    9          katoda ( -- )      2     anoda ( + )         1
                                                                                                                             6
                                                                        3
                                                                                                              

                           8
                                                                                                                      4
                          5

.
Gambar 6.2: Sel elektrolisa dengan diafragma


Keterangan Gambar :

            1.   Anoda                                           5. Katolit dan hidrogen
            2.   Katoda                                          6. Umpan larutan garam
            3.   Diafragma                                     7.  Gas khlor ( keluar )
            4.   Anolit dan Khlor                           8.  Larutan soda kostik ( keluar )
                                                                        9.  Gas hidrogen  ( keluar )
Reaksi yang terutama terjadi pada anoda       :

            2.Cl -                                              Cl2     +    2 e
            4 OH-                                            O2  +  2H2O   +   4 e
Pada katoda    :
            2 H3O +   + 2 e                                     H2  +  2 H2O
            Na +    +  e                                           Na
Reaksi sel keseluruhan            :
            2 NaCl   +    2 H2O                               H2    +   Cl2   +  2 NaOH

Potensial standar ion Cl -  = 1,36 volt, dibandingkan dengan ion hidroksil = 0,4 volt. Beberapa reaksi samping yang terjadi pada anoda nmenyebabkan         :
            - pengotoran hasil elektrolisa
            - menurunkan ketahanan anoda dan diafragma terhadap waktu
Apabila digunakan elektrolit grafit , maka reaksinya :

            4. OH -   +  C                                      CO2  +  2 H2O  + 4 e

Gas khlor mempunyai kelarutan yang tertentu terhadap anolit dan kesetimbangan dicapai dengan reaksi sebagai berikut :

            Cl2   +    H2O                                       HCl   +  HOCl      (* )

Reaksi di atas akan menghasilkan asam dengan reaksi sebagai berikut :
            HCl    +      H2O                                  H3O+   +   Cl
            HOCl    +   H2O                                  H3O+   +   OCl

Reaksi pada sel dapat digambarkan sebagai berikut :

                          Katoda   (  --  )                                          Anoda  (  +  )
Removal of positive charge                 removal of negative charge
                      Catholyte become basic            anolyte become acid

            Pada katoda evolusi  dari hydrogen ekivalen dengan hilangnya muatan positif maka katolit cenderung menjadi basa dan memperoleh muatan negative. Pada anoda  evolusi dari khlor ekivalen dengan hilangnya muatan negative maka anolit akan menjadi asam dan bermuatan positif.
            Jika tak ada pemisah antara larutan anoda dan katoda perbedaan keasaman dan perbedaan muatan ini menyebabkan terjadinya difusi ion negative dari arah katoda ke anoda dan difusi ion positif dari arah yang berlawanan, sehingga akan menjadi netral.
            Larutan NaOH tetap akan terjadi pada peristiwa di atas. Oleh karena itu dekat ( diafragma ) diperlukan agar supaya anolit tidak menjadi basa.
            Dari persamaan (* ) kelarutan khlor menjadi lebih besar dalam larutan yang basa dan akan membentuk natrium hipokhlorit yang akan berubah menjadi natrium hipokhlorat pada temperature opersi di atas 400C . Untuk mengurangi difusi ion OH ke anoda , sebuah diafragma permeable akan memisahkan anolit dari katolit. Diafragma tersebut akan memisahkan larutan alkali yang kuat dari asam lemah.
            Diafragma merupakan self regulating ( dapat mengalir sendiri ) sebab sejumlah kecil dari difusi balik ( ion hidroksil dari katoda ke anoda ) tergantung pada pH katolit dan pH anolit. Jika pH anolit naik difusi balik akan berkurang aliran dari anoda ke katoda naik dan akan menurunkan pH dari anolit ke harga normal ( semula ).

6.5 Efisiensi Sel
            Dalam elektrolisa larutan garam, tegangan dekomposisi secara teori dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Gibbs-Helmholtz dari reaksi keseluruhan.
Tegangan dekomposisi secara teori pada umumnya adalah 2,25 volt tegangan yang dibutuhkan sebenarnya 3,5 – 4,5 volt , jadi efisiensi sekitar 50 -60%
            Efisiensi arus bergantung pada antara lain      :
                        Jenis sel
                        Density arus
            Efisiensi arus biasanya dihitung berdasarkan  reaksi katoda , untuk proses elektrolisa dengan larutan garam maka efisiensinya adalah efisiensi arus dihitung berdasarkan  perbandingan  jumlah soda kostik atau perbandingan terhadap arus secara teori dengan arus yang sebenarnya.

η arus ( efisiensi arus ) =  hasil sesungguhnya / hasil reoritis ( seharusnya )

Untuk menghitung hasil teoritis          :
            Misal   : arus x waktu = amper  x detik = coulomb
            Misal 1 grek ( gr ekivalen ) ≈  96500 coulomb
            Jumlah arus  yang digunakan 10.000 amper /jam

            Grek / hasil teoritis = 10.000 amper x 1x 60 x 60 detik  =    …. …….grek
                                                       96500 coulomb/grek

Contoh perhitungan    :
            Proses elektrolisa larutan garam menjadi NaOH yang menggunakan sel diafragma menghasilkan larutan NaOH dengan kecepatan meninggalkan sel sebesar 35 lt/jam . Larutan hasil elektrolisa ini dititrasi dengan HCl 0,1045 N, setiap 2 ml larutan NaOH masing-masing memerlukan larutan HCl  0,1045 N  sebesar 40,15 dan 40,48 ml. Pada elektrolisa ini digunakan arus sebesar 2600 amper ( A ). Hitunglah efisiensi arus pada proses ini ?
Penyelesaian soal :

            Hasil analisis titrasi dengan larutan HCl 0,1045N :
            Setiap 2ml NaOH memerlukan rata-rata= ( 40,15 + 40,48 ) ml HCl
                                                                                          2
                                                                           =    40,315 ml HCl
            Dengan menggunakan rumus pengenceran V1 N1 = V2 N2 maka dapat ditentukan konsentrasi NaOH hasil elektrolisa

            V1 x N1 = V2 x N2
            2 ml x  N1 = 40,315 ml x 0,1045 N    
            N1  =  2,1065 N  ( grek / lt )


Ambil basis :  1 jam operasi
            Dalam 1 lt hasil ada 2,1065 grek, jadi dalam kecepatan 35 lt/jam ,maka ada :
            35 x 2,1065 grek  =  73,7275 grek ( hasil sesungguhnya )
           
Perhitungan arus yang dipakai pada proses elektrolisa  :
            Arus sebesar 2600 A , dalam 1 jam operasi arus yang digunaka sebesar:
            = 2600 Amp  x 1 jam
            = 2600 Amp x 3600 detik
            = 9.360.000 Amp. Detik  = 9.360.000 coulomb
Jika 1grek ekivalen dengan 96500 coulomb , maka
            =9.360.000 C / 96500 C/grek
            = 96,9948 grek ( hasil teoritis )

Efisiensi arus = η arus = ( 73,7275 grek / 96,9948 grek ) x 100%
                                    = 76,048 %     76%

6.6 Soal latihan / evaluasi untuk mahasiswa :
1.Apa yang akan terjadi jika larutan garam yang digunakan pada  proses elektrolisa masih mengandung pengotor ?
2. Jelaskan usaha-usaha untuk memperbesar hasil pada proses elektrolisa ?
3. Bagaimana bila terjadi kebocoran pada sel elektrolisa, apa yang akan terjadi jelaskan ?
4.Sel diafragma dipakai untuk mengelektrolisa larutan garam menjadi soda kostik ( api ). Kadar NaCl dalam larutan umpan adalah 26% dan produk / hasil proses elektrolisa keluar sel dengan kecepatan 36 lt/jam. Setelah dianalisa selain NaOH larutan masih mengandung Na2CO3 0,14% , larutan tersebut dititrasi dengan HCl 0,1045 N. Sebanyak 2ml larutan hasil ditritrasi dengan HCl dan  ternyata memerlukan 40,15 ml dan 40,48 ml larutan HCl.. Jika proses elektrolisa ini menggunakan aruis sebesar 2500 Amp hitunglah efisiensi arus NaOH dan banyaknya arus yang hilang ?



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar