Uji Pembedaan Segitiga
A. Dasar Teori
Uji pembedaan segitiga atau disebut juga triangle test merupakan uji untuk mendeteksi perbedaan yang kecil,
karenanya uji ini lebih peka dibandingkan dengan Uji Pasangan. Dalam Uji
Segitiga disajikan 3 contoh sekaligus, 1 contoh berbeda dengan 2 contoh yang
lainnya. Penyajian contoh dalam uji segitiga sedapat mungkin harus dibuat
seragam agar tidak terdapat kesalahan atau bias karena pengaruh penyajian
contoh.
Uji segitiga digunakan untuk menunjukkan
apakah ada perbedaan karakteristik sensori diantara dua sampel. Metode ini sangat berguna ketika ada suatu perlakuan yang
menyebabkan produk mengalami perubahan-perubahan yang tidak dapat
dikarakterisasikan secara sederhana dari satu atau dua atribut.
Penggunaan Uji
segitiga:
a.
Menentukan ada tidaknya
perbedaan produk akibat perubahan dalam bahan baku, proses pengolahan,
pengemasan, atau penyimpanan.
b.
Menentukan ada tidaknya
perbedaan secara keseluruhan, dimana tidak ada atribut spesifik yang dapat
diidentifikasi sebagai atribut yang mempengaruhi.
c.
Memilih dan menyeleksi
panelis dalam kemampuan membedakan sampel.
Prinsip
Prosedur pengujian
Pengujian dilakukan di dalam booth
(ruangan bersekat) dimana setiap panelis dapat melakukan pengujian secara
sendiri. Kepada setiap panelis disajikan tiga sampel berkode dan dijelaskan
bahwa terdapat dua sampel yang sama dan satu sampel berbeda. Instruksikan panelis untuk mencicipi rasa,
menguji setiap produk dari kiri ke kanan, dan memilih sampel yang berbeda. Panelis
diharuskan untuk memberikan jawaban, dan jika panelis tidak memberikan jawaban
maka respon tidak dihitung atau dianggap tidak melakukan pengujian. Saat pengujian, sampel disiapkan dan
disajikan dalam kondisi terbaiknya, sampel disajikan dengan baik dan memikat
selera. Pada uji segitiga, sampel
sedapat mungkin disajikan langsung secara bersamaan, kecuali untuk sampel yang
memiliki sifat cepat berubah.
Cara Pengujjian :
1.
Kelompok dibagi 2,
kelompok I bertugas mempersiapkan sampel, kelompok II sebagai panelis.
Selanjutnya kelompok I bertugas sebagai panelis dan kelompok II bertugas
mempersiapkan sampel
2.
Kelompok yang bertugas
menyiapkan sampel : Siapkan sejumlah sampel yang sama untuk 6 kemungkinan
kombinasi yang ada (ABB, BAA, AAB, BBA, ABA, dan BAB) dan disajikan ke panelis
secara acak (Sajikan 3 buah
contoh sekaligus secara acak. Satu dari ketiga contoh tersebut berbeda dengan
dua contoh lainnya (karena ada 6 kombinasi berarti 2 dari keenam contoh
tersebut berbeda dengan empat contoh yang lainnya, dan kedua contoh tersebut
sama). Contoh A adalah contoh yang berbeda dengan dua contoh B. Kode diberikan
secara acak pada ke 3 contoh tersebut.
Sebelum
melakukan pengujian, siapkan lembar kerja penyajian sampel (work-sheet) untuk uji segitiga yang
berisi seri nomor kode sampel serta urutan sampel pada setiap booth atau bilik
pencicip. Selain itu juga disiapkan formulir isian atau lembar penilaian (score sheet) yang merupakan media bagi
panelis untuk menuangkan respon uji. Lembar penilaian dapat digunakan untuk
lebih dari satu set sampel apabila pengujiannya tidak membuat jenuh panelis.
Pertanyaan-pertanyaan seperti kesukaan, penerimaan, derajat perbedaan, ataupun
jenis perbedaan sampel tidak boleh ditanyakan di dalam lembar nilai. Hal ini dikarenakan dapat menimbulkan bias
terhadap respon panelis. Untuk mendapatkan respon seperti pertanyaan-pertanyaan
di atas perlu dilakukan pengujian tambahan.
B.
Alat
dan Bahan :
Alat : piring/mangkuk saji 12 buah
Sendok
plastik 12 buah
Bahan : 2
merek kecap manis yang berbeda
Air minum sebagai penetral
C.
Cara
Penyajian sampel :
B
|
A
|
Kombinasi
penyajian:
351
|
289
|
463
|
145
|
797
|
289
|
A B B B A A
874
|
938
|
927
|
714
|
626
|
512
|
A A B B B A
345
|
196
|
233
|
871
|
662
|
559
|
A B A B A B
Pertanyaan
:
Mana
sampel yang beda?
Gambar 1. Kombinasi penyajian sampel pada uji
segitiga.
Kelompok II :
Lembar penilaian untuk Uji Segitiga
Nama
panelis : tanggal :
Produk
: kecap manis
Instruksi
:
Di
hadapan Anda terdapat 6 sampel dimana terdapat 4 sampel yang sama dan 2 sampel
beda. Lakukan pengujian sampel (warna, rasa, aroma) secara berurut dari kiri ke
kanan. Hanya diperbolehkan melakukan pengulangan pengujian sebanyak satu kali
dengan urutan yang sama (dari kiri ke kanan). Identifikasi sampel mana yang
berbeda dengan memberikan tanda (√) pada kolom di bawah ini:
Kode
sampel
|
|
|
|
|
|
|
Sampel
beda
|
|
|
|
|
|
|
Komentar:
…………………………………….
Praktikum II
Uji
Duo Trio
A.
Dasar
Teori
Uji ini dapat digunakan untuk mendeteksi
adanya perbedaan yang kecil antara dua contoh. Uji ini relatif lebih mudah
karena adanya contoh baku dalam pengujian. Uji
Duo-trio digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan baru terhadap mutu produk
ataupun menilai keseragaman mutu bahan dan digunakan apabila pengujian
bertujuan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan sensori diantara dua sampel
produk.
Dibandingkan dengan uji pasangan, uji
duo trio mempunyai kelebihan karena adanya contoh baku/reference yang disajikan
untuk menghindari kebingungan dalam melihat perbedaan, namun sampel yang
disajikan ada tiga. Jika sampel yang akan diuji diketahui akan menimbulkan after taste maka uji pasangan lebih
cocok digunakan dibandingkan uji duo trio.
Uji
ini digunakan untuk:
a.
Menentukan ada tidaknya
perbedaan produk yang dihasilkan dengan perubahan dalam bahan baku, processing,
pengemasan, atau penyimpanan
b.
Menentukan ada tidaknya
perbedaan secara keseluruhan, dimana tidak ada atribut spesifik yang dapat diidentifikasi
sebagai atribut yang mempengaruhi
Terdapat dua tipe uji duo trio dilihat dari
penggunaan sampel referen, yaitu (1) Referen tetap (constant reference mode), yaitu sampel yang digunakan sebagai
referen adalah satu (salah satu dari sampel uji), dan (2) Referen seimbang (balanced reference mode), yaitu sampel
yang digunakan sebagai sampel referen secara bergantian adalah kedua sampel
uji. Tipe constant reference mode
digunakan apabila menggunakan panelis terlatih yang sebelumnya sudah dibiasakan
dengan satu sampel referen. Balanced
reference mode digunakan apabila tidak memiliki sampel target/benchmark atau apabila digunakan panelis
yang tidak terlatih.
B.
Alat
dan Bahan :
Alat : piring/mangkuk saji 12 buah
Sendok plastik 12 buah
Bahan : saos tomat dan
sosis
C.
Cara
Pengujjian :
1. Kelompok
dibagi 2, kelompok I bertugas mempersiapkan sampel, kelompok II sebagai
panelis. Praktikum berikutnya, kedua kelompok tersebut bertukar tugas
2. Kelompok
I menyiapkan sampel seperti berikut :
B
|
A
|
Kombinasi
penyajian:
1.
Referen
tetap
R
|
797
|
289
|
A B B
R
|
714
|
927
|
A B A
2.
Referen
seimbang
R
|
R
|
289
|
728
|
797
|
289
|
A A B
B A B
R
|
927
|
547
|
677
|
R
|
714
|
A B A B B A
Pertanyaan
:
Mana
sampel yang sama dengan Referen?
Gambar 2. Prinsip pengujian dan penyajian sampel
pada uji duo trio
Pada setiap
panelis dihadapkan 3 contoh. 2 dari contoh tersebut berasal dari jenis contoh
yang sama, sedangkan 1 contoh yang lain berbeda. Dalam penyajiannya, ketiga
contoh tersebut dapat diberikan secara bersamaan atau contoh bakunya diberikan
terlebih dahulu untuk dinilai.
Kepada panelis disajikan 3 sampel secara
bersamaan yang terdiri dari 1 sampel reference (R) yang merupakan
sampel A atau B dan dua sampel uji berkode yang merupakan sampel A dan B. Dalam
penyajian sampel, perhatikan kombinasi penyajian.
Pada tipe constant reference mode maka ada 2 kombinasi penyajian, sedangkan
pada tipe balance reference mode terdapat
4 kombinasi penyajian. Siapkan jumlah yang sama untuk semua kemungkinan
kombinasi dan sajikan secara acak kepada panelis.
Beberapa set uji duo trio dapat
disajikan dalam satu lembar nilai, namun pertanyaan-pertanyaan tambahan seperti
derajat dan jenis perbedaan serta kesukaan panelis tidak boleh ditanyakan
karena akan menimbulkan bias terhadap respon panelis. Panelis diharuskan untuk
memberikan jawaban, dan jika panelis tidak memberikan jawaban maka respon tidak
dihitung atau dianggap tidak melakukan pengujian.
Kelompok 2 (panelis):
Panelis diminta untuk terlebih dahulu
melakukan penilaian terhadap sampel reference dan selanjutnya menilai sampel
mana dari kedua sampel berkode yang sama atau berbeda dengan sampel reference.
Formulir isian uji duo
trio
Nama panelis :
........ Tanggal
: ……….
Produk : ……….
Di
hadapan Anda terdapat sampel referen yang bertanda R dan dua sampel berkode. Sampel
yang paring kiri (R) merupakan sampel acuan. Tentukan dari kedua sampel
berkode, yang mana yang sama dengan R. Beri tanda (√) pada kotak di bawah kode
sampel yang sama R.
Sampel
yang sama R : Sampel 1 2
1 2
1
2 1 2
1
2 1
2
Komentar
: ……………..
Praktikum III
Uji Sama/Beda (Same/Different Test or Simple Different Test)
A. Dasar teori :
Uji sama/beda digunakan apabila
pengujian bertujuan untuk melihat ada tidaknya perbedaan sensori di antara dua sampel produk, dan terutama digunakan jika
tidak memungkinkan untuk pengujian secara triple, atau jika uji segitiga dan
duo-trio tidak dapat digunakan. Contoh dari situasi tersebut yaitu apabila
sampel-sampel memiliki flavor yang kuat (misalnya saus cabe), dan sampel-sampel
yang memiliki rangsangan yang sangat kompleks dan membingungkan mental panelis.
Seperti halnya differences test, same/different test efektif digunakan untuk :
a.
Menentukan ada tidaknya
perbedaan produk yang dihasilkan dengan perubahan dalam bahan baku, proses
pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan
b.
Menentukan ada tidaknya
perbedaan secara keseluruhan, dimana tidak ada atribut spesifik yang dapat
diidentifikasi sebagai atribut yang mempengaruhi
B. Alat dan Bahan :
Alat : Piring/mangkuk
saji 12 buah
Sendok
plastik 12 buah
Bahan : 2 merek saos cabe yang berbeda
C.Cara Pengujjian :
1. Kelompok
dibagi 2, kelompok I bertugas mempersiapkan sampel, kelompok II sebagai
panelis. Praktikum berikutnya, kedua kelompok tersebut bertukar tugas
2. Kelompok
I menyiapkan sampel seperti berikut :
B
|
A
|
Penyajian
:
351
|
797
|
298
|
145
|
A B B A
714
|
559
|
345
|
938
|
1atau
2 kombinasi
penyajian
B B A A
Pertanyaan
:
Apakah
sama atau beda?
Gambar 3. Cara pengujian pada uji sama/beda
Kepada panelis disajikan dua sampel (A
dan B), dan diminta menentukan apakah kedua sampel tersebut sama atau berbeda.
Panelis diminta untuk memberikan penilaian apakah sampel sama atau beda. Pada
umumnya dibutuhkan 20 sampai 50 penyajian untuk 4 kombinasi sampel (A/A, B/B,
A/B, B/A) untuk menentukan adanya perbedaan. Apabila uji ini dipilih karena
adanya rangsangan yang kompleks, maka kepada panelis tidak boleh disajikan
lebih dari satu pasang dalam satu waktu.
Kelompok II : Panelis
Formulir isian uji sama/beda
Nama
: Tanggal :
Produk :
Instruksi : Dihadapan Anda terdapat dua
sampel. Cicipi sampel secara berurutan
dari kiri ke kanan. Pencicipan hanya
diperbolehkan satu kali dan tidak diperbolehkan mengulang pencicipan. Identifikasi apakah kedua sampel tersebut
sama atau beda dengan memberikan tanda (√) pada kolom respon di bawah ini atau
menulis kode sampel yang sama atau beda pada kolom respon :
|
Respon
|
|||
Sama
|
|
|
|
|
Beda
|
|
|
|
|
Komentar
: ……………
Praktikum
IV
Uji Beda dari Kontrol/Uji beda pasangan
sederhana (Difference
from Control test)
A.
Dasar
Teori
Uji beda dari kontrol (difference from control test) digunakan
untuk:
a.
Mengetahui apakah ada
perbedaan antara satu atau lebih sampel dengan suatu kontrol
b.
Memperkirakan seberapa
besar perbedaan antar sampel dengan kontrol.
Bagian QA/QC dan penyimpanan adalah
departemen yang membutuhkan ukuran relatif perbedaan yang ada antara sampel
dengan kontrol untuk keperluan dalam pengambilan keputusan. Metode ini sangat baik diterapkan karena
kondisi bahan yang sangat heterogen seperti pada produk daging, salad atau
produk hasil pemanggangan.
Pengujian ini pada dasarnya adalah uji
beda sederhana (pasangan) dengan penambahan tugas untuk mengetahui ukuran
perbedaan/seberapa besar perbedaan yang ada. Uji pembedaan dilakukan dua arah
antara satu atau lebih sampel uji terhadap kontrol, bukan antar sampel uji. Untuk konfirmasi kemampuan panelis dan
menjadi acuan pada saat pengolahan data, pada uji beda dari kontrol ini
digunakan sampel blind control yaitu
sampel kontrol yang dijadikan sebagai salah satu sampel uji. Dengan
demikian pada saat pengujian diharapkan akan dinilai sama atau tidak ada
perbedaan dengan sampel kontrol. Penggunaan
blind control ini juga dapat
digunakan untuk menguji kepekaan panelis dalam uji pembedaan atau dalam monitoring
kinerja panelis terlatih.
B.
Alat
dan Bahan :
Alat
: Gelas saji 12 buah
Sendok plastik 12 buah
Gelas ukur
Bahan
: Air matang
2 merek Sirup yang berbeda
C.
Cara
Pengujjian :
1. Kelompok
dibagi 2, kelompok I bertugas mempersiapkan sampel, kelompok II sebagai
panelis. Praktikum berikutnya, kedua kelompok tersebut bertukar tugas
2. Kelompok
I menyiapkan sampel seperti berikut :
Prinsip
Pengujian
Kepada panelis disajikan satu sampel
kontrol (R) dan satu atau lebih sampel uji, dan satu sampel kontrol yang diperlakukan
sebagai sampel uji yang berkode (blind
control). Berikan petunjuk kepada panelis bahwa ada sampel yang sama dengan
kontrol. Panelis diminta untuk mengurutkan ukuran perbedaan antara
masing-masing sampel dengan kontrol dengan mengacu pada skala yang telah
disediakan. Jenis skala perbedaan yang
digunakan dapat berupa skala verbal atau skala numerik (Tabe 1). Dengan adanya
sampel kontrol atau reference, maka dalam uji ini memungkinkan melakukan
pengujian pasangan sampel dengan reference pada hari yang berbeda. Misalnya hari pertama seorang panelis menguji
pasangan sampel R - A, hari kedua pasangan sampel R - B dan hari ketiga menguji
pasangan sampel R - R*.
A
|
B
|
R
|
Kombinasi
penyajian :
R
|
797
|
145
|
289
|
R
|
871
|
463
|
196
|
559
|
662
|
927
|
R
|
R
|
345
|
714
|
938
|
R A B R B A
474
|
892
|
376
|
R
|
443
|
R
|
654
|
785
|
A R B B
R A
Pertanyaan
: Seberapa besar perbedaan sampel dengan kontrol (R) ?
Gambar 4. Cara penyajian sampel dalam uji beda dari control
Tabel
1 . Skala perbedaan pada uji beda dari kontrol
Skala verbal
|
Skala numeric
|
Sama
Perbedaan
sangat kecil
Perbedaan
kecil
Perbedan
moderat
Perbedan
besar
Perbedan
sangat besar
Perbedan
ekstrim
|
0 =
tidak berbeda
2
4
5
6
8
9
|
Sampel
Uji : Sampel A, Sampel B, Sampel Referen(R)
Praktikum V
Uji Pasangan Berarah (Directional Difference Test)
A.
Dasar
Teori
Metode ini digunakan ketika tujuan dari
pengujian adalah menentukan arah perbedaan karakteristik sensori tertentu
antara 2 sampel (misal: sampel mana yang lebih manis). Metode ini disebut juga
2-AFC test (2-Alternative Forced Choice).
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan paling banyak digunakan
dalam uji sensori.
Dalam menggunakan desain metode ini
perlu ditentukan terlebih dahulu apakah pengujian tergolong aplikasi satu sisi
atau dua sisi. Aplikasi satu sisi ditemui ketika tujuan dari pengujian adalah
untuk melakukan konfirmasi dari langkah perbaikan atau pengaruh perlakuan
tertentu. Perbedaan kasus aplikasi satu
sisi dan dua sisi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabe2
. Perbedaan Aplikasi satu sisi dan dua sisi pada Uji Pasangan Berarah
Satu sisi
|
Dua sisi
|
Konfirmasi
bahwa produk yang diuji lebih pahit
Konfirmasi
bahwa produk yang diuji lebih disukai (sebelumnya sudah memiliki harapan karena adanya perlakuan tertentu pada produk)
Dalam
pelatihan panelis: sampel mana yang
lebih beraroma fruity (dengan konsentrasi yang sudah diketahui mana yang
lebih tinggi)
|
Memutuskan
sampel uji mana yang lebih pahit
Memutuskan
produk mana yang lebih disukai
Dalam
situasi ini, hipotesis alternatif adalah bahwa “sampel-sampel berbeda”, bukan
“yang satu lebih….. dari yang lain”.
|
Uji ini sederhana dan simpel sehingga
dapat dilakukan oleh panelis yang menerima training minimum yaitu panelis yang
sangat familiar dengan atribut yang diuji. Kecuali jika pengujian pada
karaksteristik unik tertentu (misalnya off
flavor pada produk yang sudah ada di pasaran), maka diperlukan panelis yang
terlatih yang sudah memperlihatkan ketepatan spesifik pada atribut tertentu.
B.
Alat
dan Bahan :
Alat
: Gelas saji 12 buah
Sendok
plastik 12 buah
Wadah mencampur sampel (teko)
Gelas ukur
Bahan
: 2 merek minuman (rasa jeruk) yang berbeda
Air
matang
C.
Cara
Pengujjian :
1. Kelompok
dibagi 2, kelompok I bertugas mempersiapkan sampel, kelompok II sebagai
panelis. Praktikum berikutnya, kedua kelompok tersebut bertukar tugas
2. Kelompok
I menyiapkan sampel seperti berikut :
Prinsip
Prosedur Uji
a.
Sajikan dua sampel
berkode. Siapkan kombinasi penyajian AB dan BA secara seimbang dan acak. Penyajian
sampel untuk uji pembedaan berarah dapat dilihat pada Gambar 5.
b.
Minta semua panelis
melakukan pengujian produk dari kiri ke kanan dan mengisi kuesioner. Beberapa
pasangan sampel diujikan dalam satu waktu, dan penilaian yang disatukan dalam
satu kuesioner atau formulir masih diperbolehkan, akan tetapi jangan
menambahkan pertanyaan lain yang mengandung resiko bias (misalnya menambahkan
pertanyaan pada aspek kesukaan). Informasikan dengan jelas bahwa jawaban
"tidak ada yang beda”, tidak diperbolehkan.
223
(A)
|
234
(B)
|
482
(A)
|
398
(B)
|
354
(A)
|
285
(B)
|
275
(B)
|
637
(B)
|
Gambar 5. Kombinasi penyajian pada uji pasangan
berarah
Contoh formulir isian/kuesioner pada uji pasangan
berarah
Nama : tanggal
:
Produk :
Atribut
yang diuji :
Instruksi
:
1.
Cicipi pasangan sampel
secara berurutan dari kiri ke kanan
2.
Tulis kode sampel yang
menurut Anda lebih manis
3.
Jika tidak ada
perbedaan, silahkan menebak dan tetap menuliskan kode sampel pada kolom respon.
Jawaban tidak berbeda merupakan pilihan akhir
Pasangan
sampel
|
Tulis kode sampel yang lebih ……
|
……….. …………
|
|
……….. …………
|
|
……….. …………
|
|
……….. …………
|
|
Komentar
: ………
Praktikum VI
Uji Ranking (Peringkat)
A.
Dasar
teori
Uji ranking atau peringkat digunakan
dengan tujuan untuk membandingkan intensitas (misalnya: kemanisan, kesegaran,
kesukaan) antar sampel dan mengurutkan intensitas tersebut dari intensitas
terendah sampai intensitas tertinggi. Metode penyajian uji ranking terdiri dari
2 jenis yaitu :
a.
Uji peringkat berpasangan
(pairwise ranking)
b.
Uji peringkat sederhana
(simple ranking).
Pada uji peringkat berpasangan,
penyajian dan pembandingan dilakukan secara berpasangan dari semua kombinasi
pasangan yang mungkin. Jumlah sampel yang dapat digunakan pada uji peringkat
berpasangan adalah 3-6 sampel yang dievalusi oleh panel yang relatif tidak
berpengalaman (misalnya panel anak-anak).
Pada uji peringkat sederhana atau simple ranking test, sampel disajikan
sekaligus (3-6) dan panelis melakukan pembandingan antar sampel pada semua
sampel yang disajikan. Panelis yang digunakan adalah panelis yang sudah mampu
melakukan pengurutan secara mandiri.
C
|
B
|
A
|
B
|
A
|
Penyajian
: Pasangan 1
C
|
A
|
Pasangan 2
C
|
B
|
Pasangan 3
562 649
Pertanyaan
: Sampel mana yang memiliki intensitas flavor yang lebih kuat ?
Catatan
: Penyajian di atas untuk panelis 1, panelis yang berikutnya menerima penyajian
yang sama
Gambar 6. Rancangan penyajian sampel uji peringkat
berpasangan
B.
Alat
dan Bahan :
Alat : Gelas saji 12 buah
Sendok
plastik 12 buah
Wadah mencampur sampel (teko)
Gelas ukur
Bahan
: 2 merek yang berbeda dari minuman sari buah
Air matang
C.
Cara
Pengujjian :
1. Kelompok
dibagi 2, kelompok I bertugas mempersiapkan sampel, kelompok II sebagai
panelis. Praktikum berikutnya, kedua kelompok tersebut bertukar tugas
2. Kelompok
I menyiapkan sampel seperti berikut :
Prinsip
dan Prosedur Uji peringkat berpasangan
a.
Sampel disajikan satu
pasang-satu pasang pada satu waktu. Urutan
penyajian pasangan sampel dilakukan secara acak pada setiap panelis.
b.
Panelis melakukan
pengujian dari semua kombinasi pasangan sampel yang ada dan pertanyaan yang
diajukan adalah mana sampel yang lebih (misal manis). Jawaban, “tidak
berbeda" tidak diperbolehkan.
Formulir isian untuk uji peringkat berpasangan
Nama
: tanggal :
Sampel :
kriteria
:
Instruksi
:
1. Lakukan
pencicipan dan evaluasi tingkat ……… (kriteria) dari pasangan sampel yang
disajikan. Pengujian dilakukan dari kiri ke kanan, tuliskan kode sampel kiri
dan kanan pada form yang tersedia
2. Tentukan
sampel mana yang lebih manis dan beri
tanda X di belakang kode sampel pada box yang tersedia
3. Lanjutkan
pengujian pada pasangan sampel berikutnya
No
|
Kode pasangan sampel
(tuliskan)
|
Catatan/komentar
|
|
Kiri
|
Kanan
|
||
1
|
|
|
|
2
|
|
|
|
3
|
|
|
|
Gambar 6. Formulir isian untuk uji peringkat
berpasangan
Praktikum VII
Uji Peringkat
Sederhana
Prinsip dan Prosedur Uji
a.
Sebanyak satu set
sampel disajikan dengan urutan yang acak
b.
Panelis diminta untuk
mengurutkan berdasarkan intensitas yang diinginkan
c.
Dapat disajikan satu
set atau lebih pada waktu yang sama atau berbeda dengan pengkodean yang berbeda
d.
Accuracy meningkat jika
set yang berbeda disajikan datam waktu yang berbeda
e.
Dalam preference test,
ranking 1 adalah yang paling disukai. Untuk intensitas, ranking 1 adalah
intensitas terendah, ranking 2 adalah terendah ke-2, dst.
f.
Jika lebih dari satu
atribut yang diuji, buat dalam set yang berbeda
g.
Instruksikan panelis
untuk menebak nomor yang berurutan jika ada kesamaan
h.
Indikasi tersebut
(menebak) diminta untuk menuliskan pada kolom "komentar"
Formulir isian untuk uji peringkat sederhana
C
|
B
|
A
|
Kombinasi
penyajian :
289
|
145
|
463
|
164
|
351
|
797
|
289
|
143
|
A B B C B
A A C
874
|
626
|
512
|
634
|
714
|
927
|
264
|
938
|
A
A B C B B A C
345
|
662
|
196
|
871
|
233
|
625
|
559
|
635
|
A B A C B A
B C
Gambar 7 . Kombinasi penyajian pada uji peringkat
sederhana
Contoh formulir isian uji peringkat sederhana
Nama
: Tanggal :
Jenis
sampel :
Atribut : tingkat kemanisan
Instruksi
:
·
Anda menerima
4 sampel berkode
·
Lakukan pencicipan pada
sampel dari kiri ke kanan dan tentukan tingkat/urutan kemanisan, tunggu 30
detik untuk berpindah ke sampel selanjutnya dan netralkan indra pencicip dengan
air putih
·
Tulis urutan 1 pada
kotak di bawah nomor kode sampel untuk sampel dengan intensitas terlemah
·
Jika dua sampel menurut
Anda sama, tetap tentukan urutan dengan menebak (harus ada urutan 1, 2, 3, dan
4)
Kode
sampel …………….. ……………..
……………… ………………..
Urutan/
peringkat
Komentar
: ………………………
Praktikum
VIII
Uji Rating/Skala
Uji ini digunakan untuk mendapat
gambaran atribut sensori tertentu yang bervariasi dari sejumlah sampel (3-6,
paling banyak 8 sampel). Uji rating diaplikasikan pada uji deskripsi ketika ada
beberapa sampel yang harus dibandingkan masing-masing atribut sensorinya.
Aplikasi uji rating ini paling banyak diaplikasikan untuk uji kesukaan (rating
atau skala berdasarkan tingkat kesukaan: sangat tidak suka sampai sangat suka).
Prinsip
dan Prosedur Uji
a.
Sajikan sampel secara
simultan jika memungkinkan atau sekuensial
b.
Panelis mendapat set
sampel secara balanced randomised order,
dan diminta untuk merating menggunakan skala tertentu yang telah ditetapkan.
c.
Set sampel dapat
disajikan satu kali penyajian atau berkali-kali dengan kode yang berbeda
d.
Accuracy akan jauh
lebih baik jika disajikan dalam waktu yang berbeda (2
kali atau tebih).
e.
Jika atribut yang
dirating lebih dari satu, set sampel disajikan dalam waktu yang terpisah dengan
kode yang berbeda.
1.
Uji
Ranking Hedonik/ Peringkat Kesukaan
Uji
kesukaan juga disebut uji hedonik. Panelis dimintakan tanggapan pribadinya
tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan). Disamping panelis
mengemukakan tanggapan senang, suka atau kebalikannya, mereka juga mengemukakan
tingkat kesukaannya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik.
Misalnya dalam hal “suka“ dapat mempunyai skala hedonik seperti : amat sangat
suka, sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu “tidak
suka“ dapat mempunyai skala hedonik seperti suka dan agak suka
terhadap tanggapannya yang disebut sebagai netral, yaitu bukan
suka tetapi juga bukan tidak suka ( neither like nor dislike ).
Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala
yang dikehendakinya. Skala hedonik dapat
juga diubah menjadi skala numerik dengan angka mutu menurut tingkat kesukaan.
Penggunaan skala hedonik pada prakteknya dapat digunakan untuk mengetahui
perbedaan. Sehingga uji hedonic sering digunakan untuk menilai secara
organoleptik terhadap komoditas sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik
banyak digunakan untuk menilai produk akhir.
Organisasi
Pengujian
Jumlah Panelis, Agak Terlatih : 20 – 25 Orang
Tidak
Terlatih : 80 Orang keatas
Jumlah contoh
setiap penyajian
- Contoh yang sulit
dinilai : 1 – 6 contoh
- Contoh yang mudah
dinilai : 1 – 12 contoh
Cara Penyajian Contoh
Contoh
uji hedonik disajikan secara acak dan dalam memberikan penilaian panelis tidak
mengulang-ulang penilaian atau membanding-bandingkan contoh yang disajikan.
Sehingga untuk satu panelis yang tidak terlatih, sebaiknya contoh disajikan
satu per satu hingga panelis tidak akan membanding-bandingkan satu contoh
dengan lainnya. Sebagai contoh dapat disajikan 3 jenis teh kotak dari 3 macam merek. Cara penyajian
contoh Uji Hedonik dapat dilakukan satu persatu yaitu setiap sampel dipisahkan
dalam bilik pencicip, dapat juga dalam satu bilik pencicip sampel disajikan
sekaligus.
Cara penyajian contoh dapat dilihat pada gambar berikut ini.
815 558 394
Gambar 8. Cara penyajian contoh Uji Hedonik satu
persatu
815 558 394
Gambar 9. Cara penyajian contoh Uji Hedonik sekaligus
Praktikum X
Uji Mutu Hedonik
Berbeda
dengan uji kesukaan, uji mutu hedonik tidak menyatakan suka atau tidak suka melainkan
menyatakan kesan tentang baik atau buruk. Kesan baik
– buruk ini disebut kesan mutu hedonik.
Karena itu beberapa ahli memasukkan uji mutu hedonik ke
dalam uji hedonik. Kesan mutu hedonik lebih spesifik dari
pada sekedar kesan suka atau tidak suka. Mutu
hedonik dapat bersifat umum, yaitu baik atau buruk dan bersifat spesifik
seperti empuk / keras untuk daging, pulen – keras untuk nasi, renyah, liat
untuk mentimun.
Rentangan skala hedonik berkisar dari extrim baik sampai ke extrim jelek.
Skala hedonik pada uji mutu hedonik sesuai dengan tingkat mutu hedonik. Jumlah
tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang diinginkan
dan sensitivitas antar skala. Cara penyajian sampel sama dengan uji hedonik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar