
Puji Syukur saya ucapkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “Sieving”.
Saya sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat positif,
guna penulisan makalah ilmiah yang lebih baik di masa yang akan datang.
Dalam penyelesaian makalah ilmiah
ini, saya banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu
pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya makalah ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Karena itu, sudah sepantasnya jika saya mengucapkan terima kasih.
Makassar, 11 Oktober 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Ada tiga wujud zat yaitu, zat padat, zat cair dan zat
gas. Diantara
ketiga wujud zat tersebut, zat padat-lah yang penanganannya paling sulit. Zat
padat yang diolah bisa terdapat dalam berbagai bentuk potongan-potongan besar
bersudut, lembaran – lembaran lebar yang kontinus (seimbang), ataupun berbagai
serbuk halus.
Zat padat itu ada yang keras dan abrasif, kuat, kenyal,
lunak dan rapuh, mendesu, plastik atau lengket.
Bagaimanapun bentuk zat padat
tersebut, harus diusahakan suatu cara untuk menanganinya dan bila mungkin
karakteristik penangannya diperbaiki.
Salah satu penanganan zat padat
yang digunakan dalam industri kimia adalah sieving.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kita akan lebih jauh membahas mengenai
sieving.
2.
Perumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini kami
mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang akan dijadikan bahan dalam
penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya yaitu :
1. Apa
pengertian dari Sieving;
2. Apa
saja
persamaan-persamaan yang digunakan dalam perhitungan Sieving;
3. Bagaimana karakteristik zat padat;
4. Apa saja contoh-contoh peralatan sieving crusher.
3.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini
selain untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah satuan operasi pangan
I, juga bertujuan antara lain :
1. Mengetahui
pengertian dari Sieving;
2. Mengetahui
persamaan-persamaan
yang digunakan dalam perhitungan Sieving;
3. Mengetahui
karakteristik
zat padat;
4. Mengetahui
contoh-contoh peralatan sieving crusher.
4.
Manfaat Penulisan
Agar mengetahui dan memahami dalam
penerapkan prinsip-prinsip
penggunaan metode sieving, yang ada yang sering
kita tidak sadari pemanfaatannya dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
Sieving atau pengayakan merupakan suatu cara untuk
mendapatkan partikel bahan padat yang berukuran seragam. Partikel-partikel
padat dari hasil penggerusan menggunakan peralatan seperti Crusher, Ball Mill
dan lain-lain biasanya memiliki ukuran partikel yang tidak seragam.Peralatan
ini banyak diterapkan pada berbagai bidang seperti Teknik Sipil, Metalurgi,
Pertambangan dan lain-lain. Untuk industri kimia, peralatan ini biasanya yang
digunakan pada unit pengeringan, kristalisasi, reaksi padat cair pada reaktor,
dust collector dan lain-lain.
Distribusi Partikel
Untuk mendapat luas permukaan kelompok partikel, maka harus
ditetapkan beberapa ukuran partikel dalam suatu distribusi ukuran partikel.
Untuk itu akan dibahas suatu contoh dari sieve analisis beserta perhitungannya.
Probability Percentage, P%
Supaya nilai oversize product diperoleh, OP pada setiap
bidang ayak tidak tergantung dari massa sampel, M maka didefinisikan suatu
oversize product percentage (OP%) yaitu hasil bagi antara OP dengan M. Hasil
perhitungan kemudian digambarkan dalam suatu histogram, dimana selisih lebar dp
dari dua lubang bidang ayak yang bertetangga disebut size inteval.
Untuk mendapat kurva frekuensi ukuran partikel dari setiap
size interval yang tidak tergantung dari pemilihan mesh bidang ayak (jumlah
lubang ayak tiap inci, maka OP% dibagi dengan dp. Sehingga didapatkan suatu
probability percentage (P%) dari setiap size interval ke-i sebagai berikut :

P%i tersebut berlaku untuk setiap size interval, sehingga
kurang dapat mempersentasekan sehingga semua kemungkinan ukuran partikel yang
ada pada sampel. Jika diiginkan, suatu probability percentage, P% yang berlaku
untuk sembarang size interval, dp logikanya harus digunakan bidang ayak yang
berbeda secara infinitesimal. Dengan demikian pada setiap bidang ayak akan
terdapat oversoze product infinitesimal d (DP). Dengan demikian pada setiap
bidang ayak akan terdapat oversize product. Infinitesimal d (OP) sehingga
persamaan berubah :

Tentu saja tidak ada suatu sieve analisis yang menggunakan
bidang ayak dengan jumlah tak terhingga. Karena itu harus ditemukan satu cara
untuk menentukan probability percentage P% dengan menggunakan bidang ayak yang
lebih sedikit. Dengan alasan tersebut, maka dapat didefinisikan cumulative
percentage, C%OP atau C%UP yang dihitung mulai dari bidang ayak paling atas
(bawah) hingga bidang ayak yang dibicarakan, yang mana berarti jumlah percentage
partikel berukuran lebih besar (lebih kecil) daripada lebar kawat pada bidang
ayak yang dibicarakan.
Dengan n adalah nomor bidang ayak yang dihitung dari atas,
maka secara umum cumulative percentage, C%OP ditentukan dengan rumus :

Untuk undersize product, cumulative percentage, C%UP
ditentukan dengan rumus :

Karakteristik Partikel Zat Padat
Pada proses pengayakan, bahan dibagi
bahan kasar yang tertinggal (hasil atas) dan bahan lebih halus yang lolos
melalui ayakan (hasil bawah). Bahan yang tertinggal hanyalah partikel yang
berukuran yang lebih besar daripada lubang ayakan, sedangkan bahan yang lolos
berukuran lebih kecil daripada lubang itu. Dalam praktek seringkali terjadi
penyimpangan dari keadaan ideal ini. Penyimpangan dapat dinyatakan dalam
efisiensi, yaitu perbandingan antara jumlah bahan yang lolos dalam kenyataannya
dan jumlah bahan yang lolos secara teoritik efisiensi selalu lebih kecil dari
satu atau kurang dari 100%
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah :
a.
Bentuk Butir
Padatan yang berupa butir tidak beraturan lebih mudah lolos
jika dibandingkan dengan bahan-bahan berbentuk bola, jarum atau sisik yang
dapat menyumbat atau menutupi lubang ayakan.
b.
Gerakan dan Waktu
Tinggal
Gerakan dan waktu tinggal bahan di atas ayakan harus dipilih
agar setiap butiran paling sedikit satu kali berada pada sebuah lubang ayakan.
Efisiensi pengayakan akan turun jika bahan yang diayak membentuk lapisan yang
terlalu tebal atau bergerak terlalu cepat. Selain itu, gerakan yang terlalu
kuat dapat menyebabkan pengecilan ukuran akibat pengikisan, terutama bahan yang
lunak.
c. Kelembaban
Umpan
yang lembab atau lekat ikut menyebabkan penggumpalan bahan dan menutup lubang
ayakan.
d. Muatan
Listrik Statik
Bahan-bahan
organik khusus yang halus mempunyai kecenderungan untuk membentuk aglomerat
karena adanya muatan listrik statik. Karena itu alat-alat yang digunakan untuk
mengayak bahan-bahan organik harus dibumikan.
e. Lubang
Ayakan
Pada
dasarnya semakin halus bahan yang diayak, semakin awal terdapatnya
kecenderungan penyumbat lubang ayakan.
Partikel zat padat secara individu dikarakteristikkan dengan
ukuran, bentuk dan densitasnya. Partikel zat padat homogen mempunyai densitas
yang sama dengan bahan bongkahan. Untuk partikel yang bentuknya beraturan,
misalnya bola dan kubus, ukuran dan bentuknya dapat dinyatakan dengan mudah.
Tetapi partikel yang ukurannya tak beraturan (seperti butiran-butiran pasir dan
serpih mika), istilah “ukuran (“size”) dan “bentuk” (“shape”) tidak begitu
jelas dan harus didefinisikan secara acak.
Pada umumnya, “diameter” dapat ditentukan untuk setiap
partikel yang ekidimensional. Partikel yang tidak ekidimensional, yaitu yang
lebih panjang pada satu arah ketimbang pada arah yang lain, partikel itu
dikarakterisasi dengan dimensi utama yang kedua terpanjang.
Ukuran partikel, menurut konvensi, dinyatakan dalam berbagai
satuan, bergantung pada jangkauan ukuran yang terlibat. Partikel-partikel kasar
diukur dalam inchi atau millimeter, partikel halus dengan ukuran halus dengan
ukuran ayak dan partikel yang sangat halus dengan micrometer dan nanometer.
Partikel yang ultra halus kadang-kadang diberikan dengan luas permukaan
persatuan massa, biasanya dalam meter persegi pergram.
Informasi dari analisis ukuran partikel didaftarkan untuk
menunjukkan massa atau jumlah fraksi yang terdapat dalam setiap totokan atau
pertambahan kecil (increment) ukuran sebagai fungsi ukuran partikel rata-rata
di dalam totokan itu. Analisis yang ditabulasikan dengan cara demikian
dinamakan analisis deferensial. Hasilnya biasanya disajikan dalam bentuk
histogram. Cara kedua untuk menyajikan informasi itu ialah dengan menggunakan
analisis kumulatif yang didapatkan dengan menjumlahkan totokan-totokan itu
secara berurutan mulai yang mengandung partikel kecil, lalu memetakkan jumlah
kumulatif tersebut terhadap diameter maksimum dari partikel yang terdapat dalam
totokan itu. Dalam analisis kumulatif, data itu dapat dinyatakan dalam bentuk
kurva kontinu.
Analisis Ayak
Ayak standar digunakan untuk mengukur besarnya partikel dan
distribusinya dalam jangkauan ukuran antara 3 sampai 0,0015 in (76 sampai 38
). Ayak-ayak uji itu terbuat dari anyaman kawat, sedang rapat
anyaman ( mesh ) dan ukuran kawatnya dibakukan dengan teliti. Bukaan ayakan itu
berbentuk bujur sangkar. Setiap ayak itu diidentifikasi menurut mesh (rapat
ayak) perinci. Bukaan sebenarnya tentulah lebih kecil dari angka meshnya,
karena tebal kawat tertentu harus juga diperhitungkan.

Luas Permukaan
Distribusi Diameter Ukuran Partikel
Diandaikakan suatu bulk (timbunan Partikel menjadi Padatan) terdiri atas sekumpulan
partikel dengan bentuk bola, karena bentuk bok memiliki luas permukaan yang
lebih kecil untuk setiap satuan massa, pada perhitungan akan menghasilkan luas permukaan spesifik
yang minimal. Jika partikel menyimpang
dari bentuk bola, maka setidak-tidaknya akan selalu didapatkan luas permukaan
sudut-sudut yang lebih besar dibandingkan dengan partikel –partikel bentuk
bola. Massa n buat partikel pada suatu size interval ke i (ukuran partikel
antara (dp2 – dpi) dengan massa jenis partikel, p dan
diameter rata-rata, dpi adalah :
Massa
Interval (OP) OPi = n . p . п/6
d3 pi
Luas permukaan seluruh
bola pada size interval adalah :
Δ
ABi = n . П . dpi2
Luas permukaan total dari seluruh size interval didapatkan dengan cara menjumlahkan semua luas permukaan setiap size
interval yang dihitung berdasarkan rumus
diatas tetapi karena nilai dpi, pada setiap saat interval tidak diketahui. Maka luas permukaan
hanya merupakan suatu nilai pendekatan
yang kasar. Kesalahan yang ada dapat dikurangi, jika lebar size interval
dipilih sangat kecil. Jika dihubungkan dengan
size analisis maka artinya harus digunakan ayakan dalam jumlah yang
sangat banyak. Kesalahan ini akan benar-benar hilang, jika secara teoritis
digunakan lebar size interval yangh berbeda secara infinitesimal (tdk
terhingga). Itu berarti OP pada size
interval akan menyusut menjadi, dOP
sedangkan luas permukaannya menjadi, d AB sebesar :

Peralatan Pemecah dan
Penghalus
Untuk memecah dan menghaluskan partikel-partikel padat
diperlukan peralatan penghancur zat padat yang memiliki berbagai jenis
tergantung dari hasil yang diinginkan. Adapun jenis-jenis utama mesin pemecah
dan penghalus zat padat terserbut :
Ø Mesin
Pemecah
Mesin pemecah atau penghancur adalah mesin berkecepatan
lambat yang digunakan untuk membuat pecahan kasar zat padat dalam jumlah
besar. Jenis-jenis yang utama adalah :
-
Mesin pemecah rahang
-
Mesin pemecah giratori
-
Mesin pemecah roll
licin
-
Mesin pemecah roll
bergigi
Mesin pemecah rahang, mesin pemecah giratori dan mesin
pemecah roll locin bekerja dengan kompresi dan mampu memecahkan bahan yang
sangat keras. Mesin pemecah roll bergigi
merobek bahan disamping mengempa, alat ini dapat menangani umpan-umpan yang
lunak seperti batubara, tulang dan serpih lunak.
Ø Mesin
Giling
Istilah penggiling atau mesin giling memberikan berbagai
jenis mesin pemecah-penghalus dengan tugas menengah. Hasil dari mesin pemecah biasanya dimasukkan
ke dalam mesin giling, dimana umpan itu digiling sampai menjadi serbuk. Jenis utama mesin giling antara lain :
-
Mesin tumbuk palu dan
impaktor
-
Mesin kompresi-roll
-
Mesin giling atrisi
-
Mesin giling guling
Contoh-contoh peralatan sieving
crusher
A.
Peralatan crusher pertambangan italia
Grinding Bola Untuk Pertambangan Italy,Pertambangan Batubara Di
Indonesia mill, manitou italia, via c colombo amtec hammer mill, minitec
catalog amtec cor peralatan
B. Peralatan Sieving Crusher
Indonesia Penghancur
Ini adalah daftar solusi tentang peralatan sieving
crusher, dan ada tombol obrolan yang Anda dapat menghubungi yang sesuai solusi
expert.
C. Peralatan Mobilecrusher
Peralatan mobilecrusher stone crusher dan peralatan
peralatan Indonesia SBM adalah produsen profesional dari stone crusher dan
peralatan, dan memiliki popularitas tinggi.
D.
Peralatan Sieving Crusher Crusher
rock grinding machine 60 120 mesh sieve 12 Jan 2014 tambahan meliputi :
Vibrating Screen, Vibrating Feeder dan peralatan views 2:57 rock crushers to
mesh 200by
E.
Crusher Peralatan
Crusher peralatan industri peralatan hammer crusher for sale,prices
Prices of jaw . peralatan hammer crusher. Multi Mekatindo.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
·
Sieving atau pengayakan merupakan suatu cara untuk mendapatkan partikel bahan
padat yang berukuran seragam. Pada umumnya fungsi alat yang digunakan dalam
metode sieving sama yaitu untuk mengayak sample atau memisahkan sample menurut
ukuran tertentu.
·
Dalam kehidupan
sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi untuk cara penggunaan metode sieving yang
sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan
manusia masa kini, terkhusus untuk kimia, peralatan ini biasanya yang digunakan pada unit
pengeringan, kristalisasi, reaksi padat cair pada reaktor, dust collector dan
lain-lain.
II. Saran
·
Semoga penerapan metode sieving dapat di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.
·
Bagi pelajar semoga dapat memanfaatkan penerapan
metode sieving dengan baik.
·
Bagi pelajar haruslah memahami sieving dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar