KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat kekuatan-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengolahan limbah air restoran dan
contoh pengolaha limbaha air secara
fisik, kimia dan biologi”.
Tersusunnya makalah ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa dan masyarakat bagaimana cara mengatasi masalah
ketidak tersediaannya air, yaitu dengan memproses air limbah diolah menjadi air
bersih.
Saya menyusun makalah ini berdasarkan materi yang telah
dipilihkan oleh dosen pengajar, dengan bahan refensi dari internet. Semoga makalah ini dapat diterima dan
memberikan manfaat yang besar serta dapat menjadikan sarana untuk belajar.
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... ii
BAB
1 PENDAHULUAN
A. Latar
belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan
masalah.................................................................................................... 3
C. Tujuan...................................................................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Definisi
limbah cair..................................................................................................
B.
Pengolahan
Limbah Air Restoran............................................................................. 4
C.
Pengolahan
Lmbah Air secara fisik.......................................................................... 5
D.
Pengolahan Limbah air secara kimia....................................................................... 6
E.
Pengolahan Limbah air secara biologi..................................................................... 7
BAB
III PENUTUP............................................................................................................ 10
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Air merupakan sumber
bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena
air menutupi tiga perempat permukaan bumi. Hanya saja sebagian besar merupakan
air laut (air asin). Air tawar pun penyebarannya tidak selalu sama jumlahnya antara
daerah satu dengan daerah lain. Maka bukan hal asing bagi Anda jika disuatu
daerah ketersediaan air demikian melimpah, sedangkan daerah lain kekurangan
air. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih,
terutama saat musim kemarau disaat sumur mulai berubah warna atau berbau. Air
saat ini sudah menjadi barang langka, bahkan di daerah pedesaan yang tandus dan
di perkampungan kota-kota besar, mendapatkan air bersih sama dengan mendapatkan
durian runtuh. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya.
Air bersih adalah
kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan rumah tangga, air
bersih digunakan untuk berbagai keperluan, dari minum, mandi, cuci, makan dan
lainnya. Sedangkan dalam industri air digunakan sebagai proses industri,
misalnya sebagai bahan utama, pelarut, pencampur, pendingin mesin dll. Hasil
dari aktivitas masyarakat tersebut adalah air buangan / air limbah.
Coba kita bayangkan
jika seandainya sehari saja kita tidak mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Maka bisa dipastikan akan susah untuk memenuhi kebutuhan kita
seperti mandi, cuci, makan, bahkan untuk minum pun. Dan pada bidang industri
yang meenggunakan air sebagai bahan utama akan mengalami kendala yang sangat
besar karena proses industrinya tersendat disebabkan tidak tersediannya air
sebagai bahan utama atau lebih parahnya tidak bisa memproduksi sama sekali.
Bagaimana jika masalah
itu berlarut berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan lebih parahnya lagi
berlarut selama berbulan-bulan. Untuk mengatasi masalah-masalah yang terangkum
diatas maka dibuatlah makalah ini yang nantinya akan menjelaskan tentang
bagaimana cara mengatasi masalah ketidak tersediaannya air dengan cara alternatif, yaitu dengan
memanfaatkan air kotor untuk diproses menjadi air bersih. Sehingga masyarakat
tidak perlu khawatir dalam mengadapi masalah ketidak tersediaannya air.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
cara pengolahan limbah air restoran?
2.
Apa
contoh pengolahan air secara fisik, kimia dan biologi
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui cara pengolahan limbah air
restoran
2.
Untuk
mengetahui pengolahan air secara fisik, kimia dan biologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
LIMBAH CAIR
Limbah, yang dimaksud
dengan limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas
lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah
kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air
tanah, air permukaan, serta buangan lainnya. Begitupun dengan Metcalf &
Eddy (2003) mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi
cairan hasil buangan rumah tangga (permukiman), instansi perusahaaan,
pertokoan, dan industri dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan.
Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan
limbah yang terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas
yang juga minimal.
Sedangkan pengelolaan limbah cair
setelah proses produksi dimaksudkan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar
bahan pencemar yang terkandung didalamnya sehingga limbah cair tersebut
memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Dengan demikian dalam pengolahan limbah
cair untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan
langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai
dengan upaya minimisasi limbah (waste minimization), pengolahan limbah (waste
treatment), hingga pembuangan limbah produksi (disposal).
B. PENGOLAHAN
AIR RESTORAN
1. Pengolahan secara fisik
Pada umumnya, sebelum dilakukan
pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar bahan-bahan
tersuspensi berukuran besar dan mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung
disisihkan terlebih dahulu.
a. Penyaringan (Screening) merupakan cara
yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran
besar. Bahan tersuspensi yang mudah menegndap dapat disisihkan secara mudah
dengan pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah
kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.
b. Proses flotasi banyak digunakan untuk
menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak
mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai
cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi atau clarification atau pemekatan
lumpur endapan (sludge thickening) dengan memberikan aliran udara ke atas atau
air flotation.
c. Proses filtrasi
Di dalam pengolahan air limbah
biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse
osmosis-nya, akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel
tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat
membran yang digunakan untuk proses osmosis.
d. Proses adsorbsi
Biasanya dengan karbon aktif
dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatic dan senyawa organik lainnya
terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut.
2. Pengolahan secara kimia
Pengolahan air buangan secara
kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah
mengendap (koloid). Logam-logam berat, senyawa fosfor dan zat organik beracun
dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan
tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan
tersebut yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan
(flokuasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa rekasi oksidasi reduksi dan juga
berlangsung sebagai hasil oksidasi.
3. Pengolahan secara biologi
Semua air buangan yang
biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder,
pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan
efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan
biologi dengan segala modifikasinya. Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara
biologi dapat dibedakan secara 2 jenis yaitu :
a. Reaktor pertumbuhan tersuspensi
(suspended growth reactor)
Didalam reactor pertumbuhan
tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi.
Proses lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reactor jenis ini.
Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya antara lain
oxidation ditch dan kontak stabilisasi. Oxidation ditch memiliki beberapa
kelebihan yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85-90 % (dibandingkan
80-85 %) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih
tinggi (90-95 %), kontak stabilisasi memiliki kelebihan yang lain yaitu waktu
detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak stabilisasi dapat
pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses adsorbsi dalam tangki kotak
sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan
pendahuluan.
b. Reaktor pertumbuhan lekat (attached
growth reactor)
Dalam reaktor pertumbuhan lekat,
mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan film
untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembvangkan selama
ini antara lain trickling filter, cakram biologi, filter terendam dan reaktor
fludisasi. Seluruh modiufikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD
sekitar 80-90%.
Ditinjau dari segi lingkungan,
dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan
atas dua jenis :
1. Proses aerob, yang berlangsung dengan
hadirnya oksigen
2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa
hadirnya oksigen
Apabila BOD air buangan tidak
melebihi 400mg/l proses aerob masih dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob.
Pada BOD lebih tinggi dari 4500 mg/l proses anaerob lebih ekonomis.
Ø
TEKNOLOGI
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA RESTORAN
1. Bioremediasi dengan sistem tanaman air
Tanaman air merupakan bagian dari
vegetasi penghuni bumi ini yang media tumbuhnya adalah perairan. Penyebarannya
meliputi perairan air tawar, payau sampai kelautan dengan beraneka ragam jenis,
bentuk dan sifatnya jika memperlihatkan sifat dan posisi hidupnya di perairan
tanaman air dapat dibedakan dalm 4 jenis yaitu : tanaman air yang hidup pada
bagian perairanan disebut marginal aquatic plant; tanaman air yang hidup pada
bagian perairan disebut floating aquatic. Tanaman air yang hidup melayang
didalam perairan disebut submerge aquatic plant ; dan tanaman air yang tumbuh pada dasar peraiaran disebut
the deep aquatic plant. Bioremediasi dengan simulasi tanaman air dapat
meningkatkan kualitas limbah restoran yang meliputi kualitas fisik, kimia dan
mikro biologis parameter. Parameter limbah yang diuji mengalami peningkatan
kualitas dari kondisi yang tidak memenuhi syarat mrnjadi memenuhi syarat sesuai
baku mutu yang telah ditetapkan. Komposis tanaman air dan pengeceran limbah
berinteraksi dalam memberikan efek terhadap peningkatan kualitas limbah
restoran pada proses bioremediasi. Efek bioremediasi yang optimal terjadi pada
percobaan yang menggunakan 4 jenis tanaman air yaitu Mendong (Irissaibirica),
teratai (Nymphae firecrest), Kiambang (Spirodella polyrhiza) dan Hidrilla
(Hydrilla verticillata). Kualitas limbah restoran yang telah melalui proses
bioremediasi dengan simulasi tanaman air pada umumnya telah memenuhi syarat
untuk dilepas ke lingkungan, baik ditinjau dari kualitas fisik, kimia dan
mikrobiologi.
2. Proses Elektrokoagulasi
Proses elektrokoagulasi merupakan
gabungan dari proses elektrokimia dan proses flokulasi-koagulasi. Proses ini
dapat menjadi pilihan metode pengolahan limbah radioaktif dan limbah B3 cair
fase air alternatif mendampingi metode-metode lain yang telah dilaksanakan.
Kelebihan proses ini untuk mengolah limbah cair adalah tidak adanya penambahan
bahan kimia. Elektrokoagulasi secara teknis dapat digunakan untuk proses
pengolahan limbah efluen hasil pengolahan limbah B3 cair karena mampu mereduksi
kontaminan dalam limbah diatas 90%. Kondisi terbaik dicapai pada kuat arus 5
Ampere, waktu operasi elektrokoagulasi kontaminan selama 120 menit, yaitu
memberikan efisiensi elektrokoagulasi kontaminan.
C. PENGOLAHAN
AIR LIMBAH SECARA FISIK :
1.
SCREENING
Proses
pemisahan yang bertujuan untuk menyisihkan padatan yang berukuran relatif besar
merupakan langkah awal dalam pengolahan air li mbah yang mengandung padatan
tersuspensi dan terapung dengan ukuran yang relatif besar.

2.
SEDIMENTASI
Proses
pemisahan yang bertujuan untuk Menyisihkan padatan yang berukuran kecil Dan mudahmengendap
dalam waktu relatif Pendek Padatan dapat mengendap dengan mudah jika
Berat
jenis padatan jauh lebih besar Dibanding berat jenis air Proses sedimentasi
dioperasikan saat awal Pengolahan air limbah, setelah proses kimia Maupun dapat
dioperasikan setelah proses Biologi, tergantung tahapan operasi Pengolahan air
limbah yang diaplikasikan
Peralatan/konstruksi
sedimentasi berbagai Bentuk

3.
FILTRASI

4.
FLOATASI
Proses pemisahan yang
bertujuan Untuk menyisihkan padatan yang Mengapung dipermukaan air (berat Jenisnya
< berat jenis air) Mekanismenya merupakan kebalikan Dari proses
sedimentasiPadatan akan keluar dari bagian atas Dan air bersih dari bagian
bawah bakProses flotasi dioperasikan
saat awal Pengolahan air limbah atau Tergantung kondisi limbahnya Peralatan/konstruksi
sedimentasi Berbagai bentuk

5.
ADSORPSI
Proses
adsorpsi (penyerapan fisik) sering Dijumpai dalam proses pengolahan air Limbah
seperti : penyerapan warna, logam Berat dan polutan yang terlarut
Media
penyerapan :
ü = karbon aktif
ü = batubara
ü = serbuk gergaji
ü = bleaching earth
Hasil
pengolahan dipengaruhi oleh : jenis Media penyerap, jumlah media penyerap,
Waktu penyerapanProses adsorpsi memerlukan proses Regenerasi media penyerap,
yang dilakukan
Pada
saat media penyerap telah “jenuh”
D.
PENGOLAHAN LIMBAH AIR SECARA KIMIA
1.
Netralisasi
Netralisasi adalah reaksi antara
asam dan basa menghasilkan air dan garam. Dalam pengolahan air limbah, pH
diatur antara 6,0 – 9,5. Di luar kisaran pH tersebut, air limbah akan bersifat
racun bagi kehidupan air, termasuk bakteri.
Jenis bahan kimia yang ditambahkan
tergantung pada jenis dan jumlah air limbah serta kondisi lingkungan setempat.
Netralisasi air limbah yang bersifat asam dapat menambahkan Ca(OH)2
atau NaOH, sedangkan bersifat basa dapat menambahkan H2SO4,
HCl, HNO3, H3PO4, atau CO2 yang
bersumber dari flue gas.
Netralisasi dapat dilakukan dengan
dua system, yaitu: batch atau continue, tergantung pada aliran air limbah.
Netralsasi system batch biasanya digunakan jika aliran sedikit dan kualitas air
buangan cukup tinggi. Netralisasi system continue digunakan jika laju aliran
besar sehingga perlu dilengkapi dengan alat kontrol otomatis.
2.
Presipitasi
Presipitasi
adalah pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara penambahan bahan - bahan
kimia terlarut yang menyebabkan terbentuknya padatan – padatan. Dalam
pengolahan air limbah, presipitasi digunakan untuk menghilangkan logam berat,
sufat, fluoride, dan fosfat. Senyawa kimia yang biasa digunakan adalah lime,
dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium klorida,
dan garam - garam besi.
Adanya
complexing agent, misalnya NTA (Nitrilo Triacetic Acid) atau EDTA (Ethylene
Diamine Tetraacetic Acid), menyebabkan presipitasi tidak dapat terjadi. Oleh
karena itu, kedua senyawa tersebut harus dihancurkan sebelum proses presipitasi
akhir dari seluruh aliran, dengan penambahan garam besi dan polimer khusus atau
gugus sulfida yang memiliki karakteristik pengendapan yang baik
Pengendapan fosfat, terutama pada
limbah domestik, dilakukan untuk mencegah eutrophication dari permukaan.
Presipitasi fosfat dari sewage dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu
penambahan slaked lime, garam besi, atau garam alumunium.
3.
Koagulasi
dan Flokulasi
Proses
koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan-polutan yang tersuspensi
koloid yang sangat halus didalam air limbah, menjadi gumpalan-gumpalan yang
dapat diendapkan, disaring, atau diapungkan.
Partikel
koloid sangat sulit diendapkan dan merupakan bagian yang besar dalam polutan
serta menyebabkan kekeruhan. Untuk memisahkannya, koloid harus diubah menjadi
partikel yang berukuran lebih besar melalui proses koagulasi dan flokulasi.
Koagulasi dann flokulasi dapat dilakukan melalui beberapa tahapan proses,
yaitu:
a) Penambahan koagulan/flokulan
disertai pengdukan dengan kecepatan tinggi dalam waktu singkat.
b) Destabilsasi dari system koloid
c) Penggumpalan partikel yang telah
mengalami destabilsasi sehingga terbentuk microfloc.
d) Penggumpalan lanjutan untuk menghasilkan
macrofloc yang dapat diendapkan, disaring, dan diapungkan.
Destabilisasi biasanya dilakukan
dengan penambahan bahan-bahan kimia yang dapat mengurangi daya penolakan karena
mekanisme pengikatan dan absobsi. Berkurangnya daya penolakan biasanya akan
diikuti dengan penggumpalan koloid yang telah netral secara elektrostatik, yang
akan menghasilkan berbagai gaya yang bekerja di antara partikel hingga terjadi
kontak satu sama lain.
· Koagulasi
Secara garis besar, hal-hal penting
mengenai proses koagulasi dapat diringkaskan sebagai berikut:
i.
Koagulasi
bertujuan untuk membuat gumpalan-gumpalan yang lebih besar dengan penambahan
bahan-bahan kimia, misalnya Al2SO4, Fe2Cl3,
Fe2SO4, PAC, dan sebagainya.
ii.
Dasar-dasar
perencanaan koagulasi adalah sebagai berikut.
ü Untuk kemudahan operasi dan
perawatan, di gunakan inline mixer
ü Waktu tinggal untuk reaksi adalah 30
detik – 2 menit
ü Flash mixer digunakan dengan kecepatan
250 rpm atau lebih
ü Mixer yang digunakan dapat berupa
mixer jenis turbine a propeller
ü Bahan shaft adalah baja tahan karat
ü Penggunaan bahan kimia
bervariasidari 50 ppm – 300 ppm
ü Sangat disarankan untuk melakukan
percobaan laboratory terlebih dahulu
ü Jenis dosing pump yang digunakan
adalah positive displacem (screw, membrane, peristaltic).
·
Flokulasi
Secara garis besar, hal-hal penting
mengenai proses flokulasi dapat diringkaskan sebagai berikut:
i. Flokulasi bertujuan untuk membuat
gumpalan yang lebih besardan pada gumpalan terbentuk selama koagulasi dengan
penambahan polimer, misalnya polimer kationik dan anionic yang beredar dipasar
dengan nama – nama alliwd koloid, praestol, kurifloc, dan diafloc.
ii. Dasar – dasar perencanaan untuk
flokulasi adalah sebagai berikut.
ü Untuk kemudahan pengoperasian dan
perawatan, digunakan sta mixer
ü Waktu tinggal untuk reaksi biasanya
antara 20 – 30 menit
ü Slow mixer digunakan dengankecepatan
antara 20 -60 rpm
ü Jenis impeller dapat berupa paddle
atau turbine
ü Materi shaft sebaiknya baja tahan
karat
ü Penggunaan bahan kimia antara 2 mg
-5 mg / liter
ü Sangat disarankan untuk melakukan
percobaan laboratorium terlebih dahulu
ü Jenis dosing pump yang digunakan
adalah positive displaceme (screw, membrane, peristaltic).
4.Khlorinasi
Khlorinasi
banyak digunakan pada pengolahan dan penyediaan air domestik, disamping itu
sering pula digunakan pada air limbahyang telah diolah. Zat khlor merupakan zat
pengoksidasi, oleh karena itu jumlah khlor yang dibutuhkan tergantung pada
konsentrasi organik dan zat NH3$N dalam air yangdiolah. Kebutuhan zat khlor
untuk air limbah rata$rata 40 hingga 60 mgr/l. Pada umumnya zat khlor
dimasukkan ke dalam air dalam bentuk gas Cl2, khlor dioksida (ClO2), sodium
hipokhlorit (NaOCl) dan calsium hipokhlorit Ca(OCl)2. Khlor bentuk calcium
hipokhlorit lebih banyak digunakan dari pada bentukgas, karena penanganannya
lebih mudah.
5. Ozonisasi
Ozon (O3) adalah suatu bentuk allotropik oksigen
yang diproduksi dengan cara melewatkan oksigen kering atau udara dalam suatu medan
listrik (5000 – 20.000 V; 50 – 500 Hz). Ozon bersifat tidak stabil,merupakan
gas berwarna biru yang sangat toksik dengan bau seperti rumput kering. Ozon
adalah oksidator kuat yang sangat efisien untuk disinfeksi. Sebagaimana
oksigen, kelarutan ozon dalam air cukup rendah dan karena sifatnya yang tidak
stabil maka disinfeksi dengan ozon tidak memberikan residu (sisa).
D. PENGOLAHAN
LIMBAH AIR SECARA BIOLOGI
1)
Pengolahan secara
aerobik, meliputi proses lumpur aktif (pertumbuhan tersuspensi)
dan pengolahan film biologi
(pertumbuhan lekat). Proses lumpur aktif memiliki beragan tipe , yakni tipe
konvensional /standar, aerasi diperluas (extended aeration), proses bebas bulk
(lumpur tak bisa mengendap), parit oksidasi (oxidation ditch), proses nitrifikasi
dan denitrifikasi. Sedangkan yang termasuk tipe pengolahan film biologi, antara
lain saringan tetes (trickling filter), cakram biologi (RBC = Rotating
Biological Contactor), aerasi kontak (contact aeration), proses filter biologi
(biofilter) dan proses media unggun biologi.
Proses lumpur aktif pada
prakteknya adalah mengalirkan air limbah kedalam bak yang di aliri udara (bak
aerasi). Selanjutnya dalam bak tersebut akan tumbuh koloni bakteri berwarna
kelabu hingga coklat-kehitaman. Koloni bakteri inilah yang disebut sebagai
lumpur aktif. Koloni bakteri akan terus tumbuh membesar sehingga membentuk
gumpalan (flok). Gumpalan – gumpalan ini kemudian di endapkan di bak pengendap
II, dengan cara mengalirkan air limbah dari bak aerasi. Endapan lumpur yang
terbentuk di bagian bawah bak pengendap sebagian dibuang dan sebagian yang lain
dikembalikan ke bak aerasi, dan cairan yang ada dibagian atas bak pengendap
akan tampak jernih. Cairan yang jernih ini adalah air limbah yang sudah bersih
dari bahan organik pencemar.
Reaktor pertumbuhan lekat seperti saringan tetes berupa tumpukan kerikil dengan tinggi > 2m dan air limbah dialirkan menetes dari atas. Pada permukaan batu kerikil akan tumbuh koloni bakteri, yang semakin lama semakin tebal sehingga akan terkelupas. Koloni bakteri yang terkelupas ini ditampung dalam bak pengendap II.
Pengolahan air limbah dengan proses aerob cocok untuk pengolahan air limbah yang memiliki BOD <>4000 mg/lt lebih cocok diolah dengan proses anaerob.
2) Pengolahan secara anaerobik meliputi pencerna anaerob (anaerobic digestion) dan UASB (Upflow Anaerobic Sludge Blanket).
Reaktor pertumbuhan lekat seperti saringan tetes berupa tumpukan kerikil dengan tinggi > 2m dan air limbah dialirkan menetes dari atas. Pada permukaan batu kerikil akan tumbuh koloni bakteri, yang semakin lama semakin tebal sehingga akan terkelupas. Koloni bakteri yang terkelupas ini ditampung dalam bak pengendap II.
Pengolahan air limbah dengan proses aerob cocok untuk pengolahan air limbah yang memiliki BOD <>4000 mg/lt lebih cocok diolah dengan proses anaerob.
2) Pengolahan secara anaerobik meliputi pencerna anaerob (anaerobic digestion) dan UASB (Upflow Anaerobic Sludge Blanket).
Tangki pencerna enaerob adalah
sebuah tangki kedap udara yang dialiri air limbah. Di dalam tangki ini, air
limbah mengalami proses penguraian oleh bakteri anaerob. Proses ini
menghasilkan gas, diantaranya yang paling khas adalah gas H2S yang berbau
busuk. Proses anaerob juga dapat menghasilkan gas metan, sehingga apabila
dikelola dengan baik akan diperoleh gas bio yang sangat bermanfaat.
UASB pada dasarnya sama dengan pencerna anaerob, perbedaannya terletak pada cara pengaliran air limbah. Pada UASB aliran air mengarah ke atas pada tangki vertikal. Unit pengolah limbah anaerobik lainnya adalah ABR (Anaerobic Baffle Reactor). ABR sangat rentan terhadap perubahan debit limbah dan perubahan konsentrasi bahan organik secara mendadak (organic & hydrolic loading)
3) Lagoon merupakan kolam yang didalamnya terjadi proses aerob,
UASB pada dasarnya sama dengan pencerna anaerob, perbedaannya terletak pada cara pengaliran air limbah. Pada UASB aliran air mengarah ke atas pada tangki vertikal. Unit pengolah limbah anaerobik lainnya adalah ABR (Anaerobic Baffle Reactor). ABR sangat rentan terhadap perubahan debit limbah dan perubahan konsentrasi bahan organik secara mendadak (organic & hydrolic loading)
3) Lagoon merupakan kolam yang didalamnya terjadi proses aerob,
fakultatip dan anaerob, sesuai
kedalaman air. Pasokan oksigen mengandalkan dari proses alam, yakni oksigen
dari udara yang melarut kedalam air dan oksigen yang berasal dari fotosintesis
tumbuhan air. Kadang lagoon disertai juga dengan aerator untuk menambah oksigen
terlarut pada air (aerated lagoon)
4) Pengolahan secara irigasi (land treatment)
4) Pengolahan secara irigasi (land treatment)
adalah mengolah air limbah dengan cara untuk
mengairi tanaman atau rumput. Air limbah yang mengandung bahan organik
biodegradable berpotensi sebagai penyubur tanaman. Air limbah yang mengandung
logam berat dapat digunakan untuk penyiraman hutan bambu yang berlokasi jauh
dari pemukiman dan sumber air. Logam berat akan terakumulasi pada batang bambu.
Selanjutnya air limbah akan mengalami proses pembersihan secara alami melalui
mekanisme penguraian oleh jasad renik dan filtrasi oleh tanah dan batuan
lainnya.
5. Saringan tetes [trickling filter]
Merupakan
wahana penyaring berbentuk silinder dengan media berpori yang disusun secara
bertumpuk. Proses kerja dari reaktor ini yakni mendistribusikan air limbah
melalui bagian atas oleh lengan yang dapat berputar sehingga membentuk
spray/tetes-tetes kecil, kemudian berkontak dengan mikroorganisme yang menempel
pada media. Tujuan pendisribusian berputar ialah untuk menyebarkan air limbah
ke permukaan seluruh media secara merata. Media itu
sendiri dapat berupa potongan – potongan batu kerikil/zeolit, silika, arang,
pozzolan ataupun bahan isian dari plastik yang berukuran antara 40 -80 mm.
Permukaan batuan ini mengandung lapisan (film) mikroorganisme – biasanya,
bakteri Zoogloea ramigera dan spesies protozoa bersilia (Carchesium,
Opercularia dan Vorticella). Suplai oksigen didapat dari penghembusan oleh
blower dari bagian bawah. Penghembusan oleh blower ini juga berfungsi untuk
mendistribusikan air limbah menjadi tetesan kecil pada lengan putar.
BAB
III
PENUTUP
Pengolahan limbah cair
pada restoran terdiri dari tiga macam yaitu pengolahan secara fisik, kimia dan
biologi. Pengolahan secara fisik yaitu proses penyaringan, flotasi, filtrasi
dan adsorbsi. Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan
partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid). Pengolahan secara
biologi yaitu reaktor pertumbuhan tersuspensi dan reaktor pertumbuhan lekat.
Teknologi pengolahan
limbah cair pada restoran yaitu bioremediasi dengan sistem tanaman air dan
elektrokoagulasi. Tanaman air merupakan bagian dari vegetasi penghuni bumi ini
yang media tumbuhnya adalah perairan. Bioremediasi dengan simulasi tanaman air
dapat meningkatkan kualitas limbah restoran yang meliputi kualitas fisik, kimia
dan mikro biologis parameter, pada umumnya telah memenuhi syarat untuk dilepas
ke lingkungan, baik ditinjau dari kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi.
Kualitas limbah
restoran yang telah melalui proses bioremediasi dengan simulasi tanaman air
pada umumnya telah memenuhi syarat untuk dilepas ke lingkungan, baik ditinjau
dari kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi.
Proses
elektrokoagulasi merupakan gabungan dari proses elektrokimia dan proses
flokulasi-koagulasi. Proses ini dapat menjadi pilihan metode pengolahan limbah
radioaktif dan limbah B3 cair fase air alternatif mendampingi metode-metode
lain yang telah dilaksanakan. Kelebihan proses ini untuk mengolah limbah cair
adalah tidak adanya penambahan bahan kimia.
DAFTAR
PUSTAKA
Kami menyediakan Tenda untuk berbagai jenis acara outdor diantaranya :
BalasHapus*Tenda Roder / Tenda Hanggar / Tenda Dome dengan bahan Tiang alumunium, Dinding dan Atap PVC (PVC atap 850gr Blackout, Pvc dinding 550gr Blackout).
Tenda Roder sendiri biasa di gunakan sebagai:
-Tenda vaksinasi
-Tenda darurat Rumah sakit
-Posko Pengungsian
-Tenda Peresmian
-Tenda Pameran
-Tenda Gudang, dan masihbanyak fungsi lainnya
Tenda Roder sendiri memiliki beberapa bentangan yaitu bentangan 10, 15, dan 20. untuk panjangnya sendiri terhitung dari kelipatan 5 (cth: 5, 10, 15, 20 dst)
*Tenda Transparan
Tenda transparan itu memiliki kesan yang elegant karna bisa menampilkan suasana luar tenda dan sinar matahari ataupun binar binar luar tenda di malam hari, Tenda Transparan biasanya digunakan untuk:
-Acara Wedding
-Acara pesta
-Acara pesta malam
-Acara Event dan masih banyak lagi kegunaannya.
*Tenda Kerucut / Tenda Sarnavil
biasanya memiliki kegunaan untuk:
-Bilik desinfektan
-Event outdor
-Posko pengamanan covid
-Posko Polisi sementara
Untuk infirmasi lebih lanjut anda bia menghubungi 081316140397 RAHMA.
Office: Ruko Cendana Raya No. 15A, Bencongan Indah, Karawaci Tangerang.
https://tendagudangjakarta.blogspot.com/
https://id.pinterest.com/tangerang0290/
https://twitter.com/TangerangRoder
https://www.instagram.com/tendarodertangerang1/
https://sites.google.com/d/13ngcAypBp3gn-PdcA7XaRjpYZH8Cu3kM/p/1THW6hgDfmbFrFrMj9qbjdbOh4Fg7_1Sq/
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash,Eco Loundry,Paper Chemical,Textile Chemical,Degreaser & Floor Cleaner Plant,Kaporit tablet,cair & serbuk,Freon R 22 dll
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik),Rust remover,Coal & feul oil additive,Cleaning Chemical,Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical,Hand sanitizer,Disinfectant,Evaporator,Oli Grease,Karung,Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68
C-PAO,Zinc oxide,Thinner,
Macam2 lem,Alat-alatlistrik,Packaging,Pallet,Almunium,Bata api std 230*114*65 mm,Bata Api Sk 34 itu bs ketahanan 1400°
Bata Api Sk 36 bs tahan 1600°,Semen sk 34 dan 36,Masing2 sama ketahanan suhunya
Lem Dextone
Spesialis Menjual TERPAL&TENDA
Nama2 barang/jual.Bahan2 Terpaluline: jerman,korea,A12korea,A12cina,canvas super,terpal A1 s/d A20,
*Tenda lipat,Terpal canvas/kain super,Tali tambang PE dan PP,tambang manila,Jaring anggrek,Jaring polynett(untuk konstruksi & bangunan),jaring PE dan waring(untuk perkebunan,perikanan,dll),Karung plastik,plastik mika,Bahan sunbrella/awning.Terpal plastik,parasheet,oxford,PVC Leather,PE/PP ROPE,ETC,TAS MOTOR dsb